Selasa, 20 Agustus 2013

Kesehatan

Zat tembaga, penting bagi tubuh namun buruk untuk otak



Zat tembaga, penting bagi tubuh namun buruk untuk otak

Terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung tembaga diketahui bisa meningkatkan kemungkinan seseorang terkena penyakit otak Alzheimer, ungkap penelitian terbaru di Amerika Serikat. Meski begitu, tembaga juga diketahui bisa melindungi otak.
Penelitian terakhir di Proceedings of the National Academy of Sciences menunjukkan bahwa asupan tembaga yang tinggi pada otak bisa menyebabkan demensia. Hal ini karena tembaga menyebabkan otak kesulitan untuk menyingkirkan protein yang ada di dalamnya. Di sisi lain, tembaga juga penting dalam diet dan bermanfaat untuk kesehatan tubuh.
Manusia biasa mendapatkan asupan zat tembaga dari air ledeng, daging merah, dan ikan laut. Selain itu, tembaga juga ditemukan dalam sayur dan buah-buahan. Penelitian di University of Rochester di New York menemukan bahwa tembaga bisa mengganggu otak dengan menghalangi aliran darah pada pembuluh darah.
"Sangat jelas bahwa dengan berjalannya waktu, penumpukan zat tembaga dalam otak bisa menghalangi otak untuk mengeluarkan protein amyloid beta," ungkap ketua peneliti Dr Rashed Deane, seperti dilansir oleh BBC News (19/08).
Selain menghalangi pengeluaran protein tertentu dari otak, zat tembaga juga diketahui bisa memicu produksi lebih banyak protein amyloid beta tersebut. Meski begitu, peneliti juga mengakui pentingnya zat tembaga untuk kesehatan tubuh. Karena tembaga merupakan ion metal yang penting dan bisa berakibat buruk jika tak dipenuhi oleh tubuh.
Peneliti menyarankan untuk tetap mengonsumsi zat tembaga yang didapatkan secara alami melalui buah dan sayur, serta daging. Namun jangan terlalu banyak mengonsumsi zat tembaga, terutama dalam bentuk suplemen, karena bisa berbahaya bagi otak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar